“JUWET”
Testimoni
Buah Juwet (Wikipedia Indonesia) |
Di Jakarta
penulis menanam sebatang duwet Bangkok, dengan daun besar-besar, dan masih
tinggi setengah meter sudah berbuah. Namun saat di tanam dipindahkan dari pot,
dia tumbuh sangat cepat, lebat dan besar. Para pedagang yang melintas dan
sering mangkal dekat pohon juwet ini complain kepada penulis ahar memotong
jangan sampai besar begitu.
Penulis
tanya, jawabnya bahwa pohon jamblang sangat disukai genderowo, makhluk halus
katanya. Waduhhhhh ngeri juga.
Saat hidup
dikampung penulis sering makan juwet, yang biasanya berbuah dan sudah tua saat
puncak musim kemarau, sehingga pohon juwet merupakan terminal main sehari-hari.
Biasanya akan didatangi siang, sambil berangkat mandi di sungai. Juwet di taruh
dalam baskom kecil dicampur garam, cabai dan sedikit terasi, dikocok setelah
sedikit berair dinikmati sedap.
Kandungan
Juwet
Tidak hanya
di Indonesia, buah juwet biasa dimakan segar. Di India dan Filipina,
seperti juga kebiasaan di beberapa daerah di Indonesia, buah juwet yang masak
dicampur dengan sedikit garam dan kadang-kadang ditambahi gula, lalu dikocok di
dalam wadah tertutup (biasanya dua mangkuk ditangkupkan) sehingga lunak dan berkurang
sepatnya. Buah yang kaya vitamin A dan C ini juga dapat dijadikan sari buah,
jeli atau anggur. Di Filipina, anggur jamblang diusahakan
secara komersial.
Kalau di kampong
kami juwet di tempatkan di baskom kecil diisi garam, cabe, sedikit terasi
ditutup piring terus dikocok sampai lembut berair. Lalu dinikmati. Juwet
bersifat sejuk, aromatik, dan bersifat astringen kuat. Hasil penelitian ilmiah
menunjukkan bahwa Juwet bisa untuk mengobati strikhnina (strychnine),
yaitu sejenis penawar racun yang spesifik, dan mengobati pengobatan limpa..
Hasil
penelitian di India
menunjukkan bahwa buah juwet berpotensi sebagai alat kontrasepsi untuk
laki-laki. Kemudian, hasil penelitian juga menunjukkan biji, daun, dan pepagan
jamblang dapat menurunkan diabetes, yang dipertegas lagi dengan percobaan binatang yang
menunjukkan tumbuhan ini mencegah katarak akibat diabetes. Jamblang mengandung minyak atsiri,
jambosin, asam organik, triterpenoid, dan resin yang mengandung asam
elagat, dan tanin.
Teknik pengobatan Ayurweda
menunjukkan bahwa daging buah menurunkan darah selama 30 menit, bijinya menurunkan gula
darah dalam waktu 24 jam,
dan hasil maksimum pencapaian efek hipoglikemik dalam waktu 10 hari.
Di Bali –Usada
Bali- memanfaatkan juwet, baik buah, biji, daun, akar, bahkan kulit batang
sebagai bahan untuk mengobati : kencing manis, suka ngompol, dan gata-gatal
karena darah manis. Gatal-gatal yang kalau digaruk berair dan meluas.
CARA
PENGGUNAAN
1. Untuk
diminum tumbuk biji juwet, atau daun juwet atau kulit batang atau akar pohon
juwet dengan air sampai mendididih. Mendidih pertama tambahkanlah gula merah
atau gula batu untuk menghilangkan bau sengat dan rasa pahit, kemudian didihkan
kembali dan aduk sampai merata. Dinginkan dan diminum 2 kali sehari pagi dan
sore hari @ satu gelas bintang. Sisanya dapat disimpan di kulkas dan diminum
pada hari-hari berikutnya. Teruskan minum sampai berhasil.
2.
Untuk
diminum sebagai jamu hijau. Mabil segenggam daun juwet dan tumbuk sampai halus,
serta larutkan dalam air matang yang sudah dingin, tambahkan sedikit asem jawa
dan garam dan minumlah dua kali sehari @ 1 gelas bintang. Agar tidak merasa
berat membuat, buatlah pagi untuk konsumsi sehari, separuh taruh di kulkas.
Aduk kembali sebelum meminum.
Dua cara di atas digunakan untuk pengobatan kencing manis dan
menghentikan ngompol
3. Untuk boreh
atau bedak. Tumbuklah halus kulit batang juwet, tambahkan sedikit beras, sampai
halus. Kemudian urapkan pada bagian yang gatal-gatal. Lakukan sampai
gatal-gatalnya hilang.
Referensi :
1. Pengalaman pribadi dan Usada Bali
2. Wikipedia Indonesia;
3. Pengobatan yayurwesa
Puri Gading .- Maret 2014
1. Pengalaman pribadi dan Usada Bali
2. Wikipedia Indonesia;
3. Pengobatan yayurwesa
Puri Gading .- Maret 2014
No comments:
Post a Comment