Friday, January 30, 2015

Kasiat 32 : Daluman atau Cincau Si Sintal Menggoda.



“DALUMAN ATAU CINCAU SINTAL BERMANFAAT”

  
Daluman Sintal Menggoda (google.co.id)

Testimoni:

1.       Saat penulis masih anak-anak di kampong –sebuah perkampungan di Bali Selatan- setiap ada keramaian, apakah itu suatu perlombaan di lapangan,–karena rumah kebetulan berdampingan dengan lapangan bola- , atau keramaian ditempat sembahyang dagang minuman diantaranya pasti ada minuman daluman, yaitu minuman berisi dan kental atau sintal, yang biasanya disajikan diberikan santan dan gula merah, atau dipakai sebagai camuran minuman dawet, atau sebagai campuran es. Merupakan minuman favorit karena disamping menghilangkan haus juga menunda lapar.

2.       Pembuat cincau di kampong kami memetik daunnya yang merupakan tumbuhan rambat dengan daun berbulu, dengan menggunakan air yang diambil pada sumur salah satu warga, Karena air dari sumur lain sering tidak bagus kekentalan cincau atau daluman yang dihasilkan.

3.       Saat pulang kampong ke Kulonprogo, kami melihat seorang keluarga sedang mengkonsumsi  daluman atau cincau. Kami komentari wah seger, diapu menjawab seger apa wong ini untuk mengobati blooddrek. Lho cincau digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Ya disini memang cincau dipercaya dapat menurunkan tekanan darah tinggi.

4.       Saat kami menerima tamu teman-teman dari kantor di Jakarta, yang kebetulan mampir saat berdinas di Bali ke kampong, kami mampir di rumah makan tradisional special ayam yang menyajikan minuman cincau hijau. Mereka umumnya kaget karena mereka hanya tahu adanya cincau hitam. Jadi cincau yang umum kita kenal sebenarnya ada dua, cincau hijau dan cincau hitam. Cincau hijau inilah di Bali dikenal sebagai daluman.

5.       Dari dua testimony itu dapat dikatakan bahwa cincau mengandung zat yang disamping menghilangkan haus juga mengenyangkan dan menurunkan tekanan darah. Berarti ada kandungan serat dan penurun tekanan.

Daluman

Daluman atau Cincau( Cyclea barbata ) merupakan tanaman atau jenis tumbuhan yang sudah dikenal luas di Indonesia. Dalam ensiklopedia tanaman obat disebutkan tanaman ini juga dikenal luas di Tiongkok, Nama cincau yang lebih dikenal di Indonesia ketimbang daluman diduga berasal dari bahasa Tiongkok.

Beberapa catatan menyebutkan daun cincau sejak lama secara tradisional digunakan untuk meredakan diare, mungkin karena sifatnya yang dapat mengisap air seperti arang aktif norit. Namun berkembangnya tanaman ini, dan kreatifitas masyarakat maka dari tanaman ini kemudian diciptakan berbagai minuman yang dijual secar tradisional sampai direstoran, dari yang sederhana hanya dicampur santan dan gula juruh, sampai es cincau, cendol dan lain lai,

Peneltian yang telah dilakukan menemukan bahwa dalam daun cincau hijau atau daluman ditemukan kandungan:  
1.       Senyawa dimetil kurin-1 dimetoidida. Zat ini bermanfaat untuk mengendurkan otot, yang sedang tegang karena bekerja sehari-hari.
2.       Senyawa  isokandrodendrin dipercaya mampu mencegah sel tumor ganas. 

3.       Kandungan alkaloid bisbenzilsokuinolin dan S,S-tetandrin yang bermanfaat karena kasiatnya yang dapat  mencegah kanker pada ginjal, sebagai antiradang, dan menurunkan tekanan darah tinggi.
Dari hasil penelitian itu juga didapat prosentase kandungan karbohidrat, protein, lemak, serat –fiber- zat besi, vitamin dalam daluman. Dari senyawa diatas dikaitkan dengan kebiasaan masyarakat dapat dikatakan bahwa memang benar daluman mempunyai fungsi dan manfaat untuk : meregangkan syaraf atau otot yang tegang; meredakan diare; mencegah tumor dan peradangan, dan yang paling penting adalah menurunkan tekanan darah tinggi.

Cara penyajian:

1.       Sebagai jamu, dengan menumbuk atau mem’bejek’ daun daluman secukupnya di campur air matang, dan ditambahkan sedikit gula merah atau gula bati untuk meniadakan bau langu agar tidak memperngaruhi saat minum. Setelah hancur rata, disaring dan diminum 2 x sehari @ satu gelas bintang;

2.       Sebagai cincau yang sudah kental, diproses seperti diatas dibuat yang cukup banyak di inapkan, dan potong sajikan dua kali sehari @ setara satu gelas bintang. Sisanya dapat disimpan di kulkas.

3.       Daun, batang dan akar cincau, digodok dengan air yang cukup banyak kira-kira bisa untuk tiga hari. Digodok sampai air mendidih. Seteah mendidih tambahkan gula arena tau gula batu sedikit yang berguna untuk mengurangi bau langu sehingga tak menyulitkan sat minum. Didihkan kembali sampai men didih, dinginkan. Minum dua kali sehari @ segelas bintang. Sisanya setelah dingin masukkan botol, dan simpan di kulkas untuk dihidangkan berikutnya.

Saran : untuk menggodoknya dianjurkan dengan wadah yang bukan logam, bisa keramik atau periuk tanah.
Puri Gading, 31 Januari 2015.

Sunday, January 18, 2015

Kasiat -31 :Puring Sang Pelancar Saluran mampet



“PURING”
Testimoni.

Add caption
       1.   Pohon puring di Bali dikenal dengan pohon plawa, banyak dipakai untuk melengkapi pembuatan janur untuk upacara –banten- sebagai plawa, sangat minim diketahui manfaatnya selain untuk plawa tersebut.
2.       Plawa belakangan dijadikan tanaman hias, karena daunnya yang berwarna warni, yang akan berubah warna sejalan dengan umur daun, biasanya dari kuning, berubah menjadi merah, hijau tua, atau kehitaman.
3.       Tanaman ini sangat tahan hidup, walau saat musim kemarau, diluar Bali tanaman ini dikenal dengan nama Puring.
4.       Dalam ensilopedia tanaman obat ini disebutkan mempunyai kasiat melancarkan system pembuangan, diantaranya adalah gangguan pada saluran kencing, saluran pencernaan.
5.       Dalam pengobatan tradisional Cina pohon ini dikenal, bermanfaat. Menurut farmako Cina 

Puring
Merupakan tanaman hias dengan nama codeaeum variegatum (L), Tanaman ini biasanya ditanam dengan disetek, tapi belakangan dengan kemajuan teknik pertanian sering direkayasa sehingga tumbuhnya barenga dan mudah. Tanaman ini termasuk keluarga Euphorbiaceae. Dalam keluarga tradisiobal pohon ini dijadikan pagar, di Bali dijadikan tanaman hias dan pagar untuk tempat suci. Tinggi pohon dapat mencapai 3 meteran, tergantung tanah tempatnya tumbuh, akan tetapi karena fungsinya sering di pangkas untuk variasi, atau seni sehingga tumbuh lebih banyak menyamping, tidak ke atas. Daunnya macam macam, sangat variatif dalam bentuk ataupun warna. Ada yang memanjabg seperti pita, ada yang berbentuk bulat telur, ada yang melebar karena variannya sangat banyak.
Warna bunganya  yang biasanya tumbuh dari ketiak daun berwarna warni tergantung warna daunnya, akan tetapi kebanyakan warna kuning, dapat berbuah . Kandungan tanaman ini belum banyak diteliti, tetapi dikenal mengandung tannin.
Puring dibeberapa daerah dikenal dengan nama plawa, silastom, susurite, dan nama lainnya di masing-masing daerah.
Tanaman ini berguna untuk :  masalah saluran kencing, seperti melancarkan kencing, penyakit saluran kencing pada anak-anak, bahkan dapat mengobati sifilis ( Abednego Bangun dalam Ensiklopedia tanaman Obat Indonesia). Masalah saluran pencernaan: mules perut, perut kembung, dan sembelit.

Cara Memakainya :
1.       Untuk obat luar pada mules, masuk angina maupun tidak lancer kencing, gunakan daun puring ditumbuk halus –boler- dicapur sedikirt daun adas, setelah halus tambahkan sedikit minyak kelapa dibalurkan pada perut, atau sekitar puser dengan. Kalau tidak kawatir kotot pakai sedikit air dalam menumbuk, tapi kalau mau kalis gunakan minyak kelapa.
2.       Untuk ramuan minum gunakan batang atau akar puring dibersihkan terus direbus sampai mendidih, setelah mendidih tambahkan sedikit  gula jawa atau gula batu –untuk mengurangi rasa pahit- lalu didihkan kembali, setelah mendidih dinginkan terus diminum. Sisanya disimpan dalam botol dan masukkan dalam kulkas. Kemudian minum kembali, 2 kali @ satu gelas bintang.
3.       Rebusan daun atau batang puring juga dapat dipakai untuk memperlancar keluarnya keringat.

Catatan : hati-hatai karena rasanya pahit, maka kekentalannya ungkin dapat disesuaikan agar tidak kaget.

 Puri Gading, 18 Januari 2015.


Monday, January 12, 2015

Kasiat 30 : Bunga Pepaya Jantan



“PEPAYA LANANG”

Bunga Pepaya (google.co.id)
Pepaya lanang disajikan untuk melengkapi sajian tentang daun papaya dengan segala khasiatnya, yang juga dipercaya bule-bule tetangga penulis untuk mengusir demam yang membandel, maka papaya lanang disajikan karena ada beberapa testimony teman-teman, termasuk ucapan terima kasih Pak Sulimin, seorang PNS di Ternate, yang telah mengabarkan tertolong dari isi blog ini/

Testimoni :
1.       Saat penulis memposting gambar bunga papaya ‘lanang’ atau papaya jantan yang dibali dikenal dengan papaya renteng, beberapa teman berkomentar. Diantaranya adalahB ung  Najib i yang menjelaskan bahwa seorang teman beliau tertolong mendapatkan keturunan setelah beliau berikan resep dari pepeya lanang ini. Demikian juga Suras memberikan kesaksian bahwa papaya jantan digunakan untuk mengusir malaria, sama dengan yang penulis posting di blog ini sebelumnya.
2.       Menurut Bung Najib, ramuan papaya jantan, karena kandungan papainnya  dapat membersihkan Rahim wanita sehingga lebih mudah menerima pembuahan.

Cara Penyajian
Ini setelah sedikit kami edit kalimat Bung Najib , sebagai berikut sebagai cara penyajian:”Pepaya jantan digunakan  untuk jamu yg susah mendapat keturunan pak. Dengan Segenggam bunga, sejengkal akar dan segenggam daun di 'pipis' – maksudnya dipipil, ditumbuk dihaluskan pake lumping kecil dan penumbuk atau cobek, kemudian hasil tumbukan yang sudah halus diberikan air dicamur sambil diumenin, sehingga menjadi merata kekentalannya. Kemudian disaring dan diminum sebelum tidur dan pagi.
Teman Bung Najib, telah membuktikan seperti testimony Bung Najib ini. Dulu temen saya saya bawakan, sekarang anaknya sudah 2, sebelumnya bertahun2 belum dikasih anak. Atas kehendak Yang Kuasa, diberi momongan beberapa bulan stlh minum jamu itu.
Di wilayah Indonesia bagian timur, daun papaya dan bunga papaya lanang ditumis dengan daun kangkung atau kasbi, dicampurkan dengan ikan asing, merupakan sayur yang menjadi pilihan masyarakat disana, sambil makan sehat mencegah malaria.
Makanya kalau lagi bertandang wisata atau dinae ke Kupang, Ambon, Manado, Ternate, Papua jangan lupa mencari tumis kembang papaya. Mantap.

Saran :
Disamping yang telah penulis sajikan pada sesi daun papaya sebelumnya tidak ada salahnya para keluarga yang belum mendapat keturunan untuk mencobanya. Memang pahit rasanya namun hasilnya semoga menjadi ‘manis’ bisa mendapatkan keturunan. Selamat Mencoba.
Puri Gading, 13 Januari 2015

Saturday, January 3, 2015

Kasiat-29 Pohon Gambir

“POHON GAMBIR SEBAGAI PENAWAR PENYAKIT DARAH”


Testimoni:

1.       Tanaman ini di Bali dikenal dengan nama pohon gambir, sangat mungkin karena rasanya kalau dikecap terutama getahnya akan terasa pahir seperti gambir yang digunakan nginang atau makan sirih oleh orang-orang tua dulu.

2.       Ditempat lain lebih dikenal dengan ‘tapak dara”, dibeberapa tempat
dikenal dengan nama kembang serdadu, ataupun kembang sari cina, tapak merpati, atau pletekan.

3.       Di Papua, yang endemic malaria tanaman ini digunakan untuk mengobati malaria, disukai digunakan masyarakat, mengingat obat obatan yang diberikan dokter banyak yang berefek ke gangguan telinga. Banyak yang budge karena banyak dan sering mengkonsumsi obat obatan kimia apotik.

4.       Dalam satu laman Puskesmas di Bali diceritakan beberapa pasien  menceritakan pengalamannya yang sudah memanfaatkannya, dalam seminggu saja rasa lemah badan dan sering capai gara-gara kencing manis itu sudah hilang

5.       Dalam herbal cina tanaman ini dikenal mempunyai kasiat sebagai : antikanker, mengehentikan pendarahan, penenang.

Pohon Gambir

Pohon Gambir atau Tapak dara merupakan tanaman liar dapat hidup menahun mudah berkembang biak, digunakan sebagai tanaman hias. Dengan nama latin Vinca rosea, atau Catharantus roseus. Tumbuhan ini berbatang bulat lunak , memiliki ruas, pada ruas tumbuh daun tunggal, batangnya berkayu dan berbulu. Daunya daun tunggal bentuk bulat telor berhadap-hadapan , bagian atas halus dan berbulu halus. 

Bunganya umumnya memiliki  lima  helai mahkota, jenis terompet.Permukaan bunga berbulu. Warnabunga ada : merah, putih, kuning, maupun yang lain setalah rekayasa persilangan ramai dilakukan. Bunga timbul dariu ketiak daun .

Buahnya sebagai rumah biji berbentuk silindris. Tanaman ini umumnya berkembang biak dengan bijinya, dan tumbuh secara liar. Tumbuh di padang tropis dengan ketinggian tanajam dapat mencapai satu meteran. Bila dikecap atau dirasa tanaman ini, agak bergetah yang rasanya pahit. Rasa pahit inilah yang oenulis duga yang menjadikannya disebut kembang gambir di Bali, karena penulis tahu ini bukan tumbuhan asli Bali. Awalnya banyak ditanam sebagai hiasan di taman.

Kandungan Pohon Gambir:

Tanaman berbatang lunak yangi hidup menahun ini umumnya  mecapai tinggi 20-80 cm. Daunnya yang bulat telur memanjang tersusun berhadap-hadapan pada batang itu. Di ketiak daun inilah muncul bunganya yang berwarna merah ros atu putih, munculnya selalu di daerah pucuk batang.

Kandungan Vinblastin dan Vindolin. Tanaman ini telah banyak diteliti, ternyata mengandung sekitar 70 an jenis alkaloid, seperti diketahui bahwa beberapa jenis alkaloid merupakan zat yang merupakan zat anti kanker. Alkoloid jenis hiperglikemik dikenal sebagai penurun gula darah.

Daun tanaman ini populer untuk mengobati tumor dan kanker. Karena kandungan vinblastin-nya, sejenis alkaloid yang antineoplastik (mampu menumpas sel-sel tumor) Vinblastin (vinca-leucoblastin) yang disarikan dari daun pernah diolah menjadi obat. Kini obat-obat itu sudah tidak diproduksi lagi, sehingga susah didapatkan. Selain vinblastin, sari daun tapakdara juga mengandung vindolin, sejenis alkaloid lain berbentuk metilester dari asam karboksilat aspidospermidin.

Dalam laman salah satu Puskesmas , kasiat daun kembang gambir ini digunakan untuk membantu mengobati penderita. Beberapa jenis alkaloid yang diakndungnya juga diduga telah membantu masyarakat papua untuk sembuh dari malaria.

Dalam ensiklopedia tanaman obat Indonesia, juga disebutkan bahwa pohon gambir digunakan untuk mengobati penyakit yang terkait dengan darah seperti : malaria –darah yang terserang plasmodium malaria-, leukemia, pengentian pendarahan umumnya pendarahan dalam, dan kencing manis.

Cara Penyajian:

Tanaman –dari akar, batang, daun atau bunga- dibersihkan lalu direbus, sampai mendidih. Tambahkan gula jawa atau gula batu sedikit, untuk lebih baik dianjurkan tambahkan garam saja sedikit, kemudian didihkan lagi, lalu dinginkan. Setalah dingin diminum dua kali sehari pagi dan sore @ segelas bintang. Sisanya dapat disimpan dalam botol dimasukkan kulkas, dan hidangkan seterusnya.

Catatan : hati-hati dengan kekentalan rebusan, sehingga dianjurkan mulailah dengan yang encer dulu.


Mukadimah

Perkenalan Awal.

Para blogger yang terhormat!

Selamat berjumpa di blog herbal bali ini, yang semata-mata dibuat untuk membantu umat dalam mengetahui kearifan lokal dalam Usada Bali, yang aslinya terdokumentasikan dalam lontar usada.

Blog ini mencoba menginventarisir dan berbagi dengan para pembaca tentang khasiat herbal, maupun fauna yang secara turun temurun diakui khasiatnya dalam mengobati sakit. Seperti bagaimana pucuk daun kelor berkhasiat untuk mengobati tumbuh darah dimata; bawang putih digunakan untuk mengobati bintilan; daun mengkudu atau tibah dalam meningkatkan daya tahan; daun dusa untuk mengempeskan biri-biri; daun piduh -pegagan- digunakan untuk meredakan batuk, sakit perut.

Demikian pula bagaimana khasiat: ceplokan atau ciplukan atau kopok2an dalam mengobati perdarahan dalam; taplak liman dalam menyembuhkan perdarahan di usus; kesisat -krokot- dalam mencegah adanya kanker dalam saluran cerna; daun katuk atau kayu manis dalam menyembukan batuk seratus hari, dan sangat banyak lainnya sehingg merupakan bacaan ringan yang akan memperkaya pengetahuan usada atau farmakologi- para blogger sekalian.

Selamat berjumpa.

Hormat Kami.
Admin