DAUN KATUK ATAU KAYU MANIS –Bhs Bali-
Di Papua, tepatnya di Jayapura saat tahun 1990
an suasana kekeluargaan masih terasa sangat kental, baik sesame perantau,
maupun antara perantau dengan penduduk asli. Sehingga hampir semua penduduk
kota Jayapura kenal satu sama lainnya. Ibaratnya ketemunya itu lagi, itu lagi.
Pada suatu saat Ibu Guru Neneng, -sengaja dipakai nama anaknya- batuknya tak
berhenti-berhenti. Menurutnya bahkan kalau lagi datang bisa sampai terkencing-kencing.
Menurut Ibu Guru ini, sudah bolak balik ke dokter tapi tidak sembuh sembuh
batuknya, apalagi modal ngajar adalah berbicara, nah kalau batuk terus
bagaimana, kan malu di depan kelas. Kami sekeluarga sering kumpul dengan
kelaurganya Ibu Guru. Dan ingat dengan obat kampong yang sering dibuat untuk
anggota keluarga yang lagi batuk. Kami beri tahu yang bersangkutan untuk
mencoba meminum jamu mentah (hijau) tumbukan daun katuk
Pada awalnya mereka menertawakan apa yang kami beritahu. Tetapi kami juga secara bergurau coba dulu, siapa tahu ada hasilnya. Mungkin dengan malu-malu Bu Guru mencobanya, dan ternyata batuknya yang banyak diduga sebagai batuk seratus hari, he he ternyata reda, dan setalah tiga hari meminumnya bahkan sembuh. Nah Ibu Gurupun akhirnya mempopulerkan khasiat dari daun katuk ini.
2.
Tradisi di keluarga kami yang sering terkena
batuk, sariawan dan lain-lain yang disebutkannya di Bali dengan panas dalam,
sering dibuatkan jamu mentah (hijau) tumbukan, atau perasan daun katuk,- di
daerah Tabanan Namanya Kayu manis- . Itu dibrtikan pagi hari, sebelum mekan
atau minum apa-apa.
3.
Sayur bening daun katuk, biasa diberikan kepada
ibu-ibu yang sedang menyusui. Atau daunnya setalah dicuci di aduk dengan bubur
yang masih panas, dinakan untuk melancarkan air susu.
KANDUNGAN DAUN KATUK
Katuk hampir dikenal diseluruh
Nusantara dengan nama berbeda-beda, tapi sebagian besar menyebutnya katuk, dan
di Bali dikenal dengan kayu manis. Katuk sangat mudah tumbuh, dibiakkan dengan
biji atau dengan stek. Pohonnya lembut sampai keras kalau yang sudah tua.
Kandungan daun katuk mengandung : sekitar 7% protein dan serat kasar sampai 19%. Daun ini
kaya vitamin K,
selain pro-vitamin A (beta-karotena), B, dan C.
Mineral yang dikandungnya adalah kalsium (hingga 2,8%), besi, kalium, fosfor, dan magnesium.
Warna daunnya hijau gelap karena kadar klorofil yang tinggi.
Daun katuk dapat diolah seperti kangkung atau daun bayam, atau di sayur
bening Ibu-ibu menyusui diketahui mengonsumsi daunnya untuk memperlancar
keluarnya ASI. Perlu diketahui, daun katuk mengandung papaverina, suatu alkaloid yang juga terdapat pada candu (opium). Konsumsi berlebihan dapat
menyebabkan efek samping seperti keracunan papaverin.
Pucuk tunas yang muda dijual orang di Indocina dan dimanfaatkan seperti asparagus. Tanaman ini
banyak ditanam di pekarangan karena mudah diperbanyak dan biasa
dijadikan pagar hidup.
CARA PENYAJIAN
Untuk mengobati
batuk yang membandel, apalagi terkesan kering. Daun katuk di remas dengan
sedikit air, atau digiling / ditumbuk dengan sedikit air sampai halus, kemudian
diuleni dengan air. Saring dan sajikan kepada penderita dua kali sehari
masing-masing segelas, diberikan pagi dan sore. Kalau terasa sangat langu pada
saringan air daun katuk dapat di berikan sedikitasan jeruk nipis, dan gula
batu.
Ampas perasan
dapat digunakan sebagai bedak basahan, dibalurkan pada leher depan.
================================================Pondok Betung, akhir Nopember 2013
No comments:
Post a Comment