Wednesday, June 4, 2014

Kasiat-18 Tempuyung Si Penggempur Batu

Tempuyung Si Penggempur Batu
Indonesia sangat kaya akan tumbuhan yang berkasiat untuk mengobati gejala penyakit yang diderita manusia dan tidak semua orang cocok dengan herbal yang sama, sehingga harus selektip dalam meilihnya. Untuk menurunkan atau menetralkan tekanan darah ada yang menggunakan tibah atau mengkudi, ada yang menggunakan daun sembung, tetapi tidak jarang yang menggunakan daun tempuyung. Jangan sampai terkena hipertensi yang kronis, karena saudara harus meminum obat seumur hidup, sehingga perlu hilangkan saat masih gejala, kalau hal itu menimpa saudara.

Saat penulis bertugas di Kantor BMKG Wilayah III Denpasar, penulis pernah mengalami gejala tekanan darah meninggi. Itupun diketahui saat akan ikut mendonorkan darah. Walau petugas mengatakan donor saja tidak apa-apa, karena ini baru gejala saja, mingkin banyak persoalan atau lagi banyak begadang tandasnya. Walau demikian seorang rekan menyarankan minum rebusan daun tempuyung saja katanya. Penulispun mencobanya. Besok harinya sang teman membawakan sekantong plastik kresek kecil daun tempuyung. Sarannya direbus terus air rebusannya diminum, tiap hari. Tanpa ada persyaratan apapun diberitahukan, Penulis ngikuti sarannya dan penulis meminumnya, baru dua kali minym tensi penulis langsung drop. Akhirnya penulis diskusikan ke ybs kenapa direbus semua katanya. Setelah dicoba rupanya cukup rebus 3 – 5 lembar untu direbus dengan dua gelas air, sebagai sediaan sehari. Walau terlalu drastis, dan tidak dianjurkan penulis merasakan kasiat tempuyung memang menetralkan tekanan darah tinggi, asal takarannya benar.

Hasil penelitian Departemen Farmasi Universitas Airlangga, menyebutkan tempunyung mengandung berbagai bahan obat, selain seperti diuraikan penulis tempuyung juga dapat membantu menyembuhkan beberapa penyakit seperti : batu ginjal, batu empedu, radang dan lain sebagainya, sehinggab tempuyung tidak dapat diragukan kasiatnya.

Kalau di Bali tempuyung sering digolongkan ke dalam keluarga sembung, akan tetapi sebagai sembung kerdil karena penampakan pohon tempuyung hampir sama dengan sembung hanya saja lebih berdaun mengelompok, dan rimbun keluar, Sedangkan sembung lebih besar fisiknya cenderung tumbuh meninggi.

Batang tempuyung berbentuk bulat, berongga, berusuk, dan memiliki getah putih, sedangkan daunnya berbentuk lonjong dan tunggal. Rasa daunnya pahit, karena mengandung  senyawa kimia seperti: alfa-laktuserol, beta-laktoserol, manitol, inositol, silika, kalium, flavonoid dan taraksa-sterol.

Kandungan utama pada daun tempuyung berupa mineral seperti: silika, kalium, magnesium dan natrium; dan senyawa organic seperti flavonoid, kumarin, taraksasterol, inositol, dan asam fenolat. Selain memiliki banyak kandungan, daun tempuyung juga memiliki beberapa khasiat untuk mengobati beberapa penyakit;

Penyakit yang telah diklaim oleh para penggunanya dainataranya adalah : radang, terutama radang usus, payudara dan luka;  meluruhkan batu ginjal; meluruhkan batu empedu; menurunkan tekanan darah tinggi.

CARA PENGGUNAANNYA
Banyak dipergunakan dengan membuat ‘loloh’ atau jamu hijau, jamu godok. Diolah dengan (1) dengan menumbuk daun tempuyung yang sudah dicuci bersih, lalu diencerkan disaring, dan tambahkan gula batu atau madu sedikit untuk membantu yang sudah meminum pahit, minum pagi dan sore @ segelas bintang . Kekentalan ramuan disesuaikan, lebih baik dimulai dengan encer, terus hari berikutnya di naikkan sedikit sampai dapat takaran yang pas. Karena kalau kelebihan akan berefek ngantuk. (2) dengan digodok, godoklah lima lembar daun tempuyung dengan dua gelas air sampai mendidih, tambahkan sedikit gula batu atau gula aren, didihkan kembali lalu dinginkan setelah dingin dibagi dua, separuh diminum pagi dan sisanya sore. Lanjutkan sampai terasa kasiatnya.

Untuk pengobatan luka bisa dilakukan dengan menumbuk atau menghaluskan daun tempuyung demham menambahkan sedikit arang dapur –pawon- setelah lembut, tempelkan pada luka. Ulangi sampai luka sembuh.

Selamat Mencoba.
Pondok Betung, Bintaro 5 Juni 2014.
edited by Pande

2 comments:

  1. Yth
    Pakde Pudja

    sy tertarik dengan penjelasan bapak, boleh rekomen kalau di daerah bali dimana saya bisa menemukan daun tempuyung ya atau mungkin ada yang menjual tanamannya
    trims atas infonya.

    salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pak Dewa, Om Suastiastu. Paling gampang kalau pak dewa minta tolong tukang jamu nyarikan, dia tahu dimana orang menanam atau menjualnya. Matur Suksema.

      Delete

Mukadimah

Perkenalan Awal.

Para blogger yang terhormat!

Selamat berjumpa di blog herbal bali ini, yang semata-mata dibuat untuk membantu umat dalam mengetahui kearifan lokal dalam Usada Bali, yang aslinya terdokumentasikan dalam lontar usada.

Blog ini mencoba menginventarisir dan berbagi dengan para pembaca tentang khasiat herbal, maupun fauna yang secara turun temurun diakui khasiatnya dalam mengobati sakit. Seperti bagaimana pucuk daun kelor berkhasiat untuk mengobati tumbuh darah dimata; bawang putih digunakan untuk mengobati bintilan; daun mengkudu atau tibah dalam meningkatkan daya tahan; daun dusa untuk mengempeskan biri-biri; daun piduh -pegagan- digunakan untuk meredakan batuk, sakit perut.

Demikian pula bagaimana khasiat: ceplokan atau ciplukan atau kopok2an dalam mengobati perdarahan dalam; taplak liman dalam menyembuhkan perdarahan di usus; kesisat -krokot- dalam mencegah adanya kanker dalam saluran cerna; daun katuk atau kayu manis dalam menyembukan batuk seratus hari, dan sangat banyak lainnya sehingg merupakan bacaan ringan yang akan memperkaya pengetahuan usada atau farmakologi- para blogger sekalian.

Selamat berjumpa.

Hormat Kami.
Admin