Sunday, March 23, 2014

Kasiat-16 Pole Penggempur Batuk Berdahak



POHON POLE

Testimoni
1.  
Add caption
   1. Di Bali pohon Pole, dianggap pohon kramat, karana banyak tumbuh di kuburan, dan dibiarkan tumbuh menjadi besar. Karema di kuburan banyak dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat magis. Walau sebenarnya memang Pole mempunyai banyak kasiat. Dikampung kami babakan pole. Atau kulit kayu pole ditumbuk disaring airnya di gunakan untuk obat sakit perut yang melintir-melintir, daunnya ditumbuk di saring airnya dipakai untuk mengusir panas dalam, dan untuk mengobati batuk yang membandel. Belakangan sejak banyak orang menderita tekanan darah tinggi kulit pole di rebus digunakan untuk menjaga dan mengontrol tekanan darah agar tidak tinggi.
2.      Pole banyak digunakan untuk mengobati batuk yang membadel dan berdahak, terutama batuk yang banyak diderita saat musim kemarau yang bedebu.
3.      Kayu pole dikaitkan dengan magis di atas, sering digunakan topeng untuk barong yang digunakan tari Calonarang, yang pakai ditusuk Keris segala. Setelah inti kayu pole, di tebang lalu direndam disungai untuk beberapa lama. Baru kemudian dibuat topeng.
4.      Kalau daun papaya digunakan lebih banyak untuk pencegahn malaria, di Irian Jaya pengobatan malaria digunakan babakan (kulit batang) pohon pule segar dirumbuk lalu airnya diminum, Yang segar dimanfaatkan karena mungkin sangat tergantung khasiat getah pohon, sama dengan getah daun papaya.



Tentang Pole

Pole, atau pulai adalah Alstonia scholaris [L.] R. Br. Sinonim : A. spectabilis, R.Br. Dapat dibiakkan dengan bijinya atau dengan stek batang. Secara umu pohon pole, di nusantara dikenal dengan nama pohon pule. Di Irian Jaya disebut dengan kayu susu, karena getahnya seperti air susu, ditempat – tempat lain di Indonesia dikenal dengan nama : pulai (Sumatera(, lame (JawaBarat), hanja lutung (Kalimantan). Wariangow (Sulawesi Utara),  tewer (Banda), Hange (Ternate). Demikian juga di kancah dunia dikenal dengan nama : devill’s tree (Inggris), Sapta parna (Pakistan, Bangladesh), Cothinpat (Thailand).

Tumbuhan Pole tersebar di seluruh Nusantara. dia tumbuh di hutan jati atau di tengah semak-semak secara liar. di hutan campuran dan hutan kecil di pedesaan, ditemukan didaerah dataran sampai ketinggian kira-kira 900 meter dpl. Bagi yang tahu kasiatnnya sudak ada di tanam di pekarangan rumah. Tingginya bisa mencapai 25 meter, dengan batang lurus menjulang percabangan kelihatan ber trap. Pole mempunyai getah putih seperti susu.

Daun tunggal, tersusun melingkar 4 – 9 helai, bertangkai yang panjangnya 7,5 – 15 mm, bentuknya lonjong sampai lanset atau lonjong sampai bulat telur sungsang, permukaan atas licin, permukaan bawah buram, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10 – 23 cm, lebar 3 – 7,5 cm, warna hijau.  Bentuk daun sangat dipengaruhi tingkat kesuburan tanah dan sinar matahari. Bunganya majemuk tersusun dalam malai yang bergagang panjang, keluar dari ujung tangkai. Bunga wangi berwarna hijau terang sampai putih kekuningan, berambut halus yang rapat.

Buah berupa buah bumbung berbentuk pita yang panjangnya 20 – 50 cm, menggantung. Biji kecil, panjang 1,5 – 2 cm, berambut pada bagian tepinya dan berjambul pada ujungnya.

Dari uraian dan pengalaman di atas terlihat bahwa pole mempnyai khasiat yang sangat baik untuk : sakit perut yang melilit, mengobati batuk berdahak, panas dalam, tentu saja mengobati malaria.

Demikian banyak kasitnya ada baiknya tumbuhan ini ditanam di halaman sebagai salah satu tanaman obat. Hanya saja perlu diingat bahwa rasa daru kulit maupun daun pole sangat pahit.

CARA PEMAKAIAN
1.      Ambil kulit batang pule secukupnya, ditumbuk halus di tambar air secukupnya, setelah halus disaring, dan encerkan dengan menambah air secukupnya, semakin kental tentunya semakin dikit volume dosisnya. Kalau encer sedang, minum dua kali sehari, @ segelas bintang pagi dan sore. Walau sudah sembuh teruskan minimal selama tiga hari. Untuk sedikit mengurangi rasa pahit tambahkan saja sedikit madu atau gula batu.
2.      Demikian pula pemanfaatan daunnya untuk jamu hijau. Tumbuk daun pole secukupnya sampai halus, encerkan denganair secukupnya Minumlah dua kali sehari @ segelas bintang.
3.      Kulit batang atau daun, dapat juga direbus dengan air secukupnya, saat mendidih pertama tambahkanlah gula merah sedikit, terus digodok hingga airnya kelihatan keruh. Dinginkan dan minum dua kali sehari @ segelas bintang. Sisanya masukkan ke kulkas, untuk dikonsumsi lanjutan.
4.      Untuk mengontrol tekanan darah minumlah secara rutin air rebusan daun atau kulit batang pohon pule, kondisikan jangan terlalu kental
Perhatikan, bagi peminum pole, baik jamu tumbukan atau rebusan biasanya akan sering dan bvanyak kencingnya.

Puri Gading, 23 Maret 2014. Selamat Hari Meteorologi Dunia.

No comments:

Post a Comment

Mukadimah

Perkenalan Awal.

Para blogger yang terhormat!

Selamat berjumpa di blog herbal bali ini, yang semata-mata dibuat untuk membantu umat dalam mengetahui kearifan lokal dalam Usada Bali, yang aslinya terdokumentasikan dalam lontar usada.

Blog ini mencoba menginventarisir dan berbagi dengan para pembaca tentang khasiat herbal, maupun fauna yang secara turun temurun diakui khasiatnya dalam mengobati sakit. Seperti bagaimana pucuk daun kelor berkhasiat untuk mengobati tumbuh darah dimata; bawang putih digunakan untuk mengobati bintilan; daun mengkudu atau tibah dalam meningkatkan daya tahan; daun dusa untuk mengempeskan biri-biri; daun piduh -pegagan- digunakan untuk meredakan batuk, sakit perut.

Demikian pula bagaimana khasiat: ceplokan atau ciplukan atau kopok2an dalam mengobati perdarahan dalam; taplak liman dalam menyembuhkan perdarahan di usus; kesisat -krokot- dalam mencegah adanya kanker dalam saluran cerna; daun katuk atau kayu manis dalam menyembukan batuk seratus hari, dan sangat banyak lainnya sehingg merupakan bacaan ringan yang akan memperkaya pengetahuan usada atau farmakologi- para blogger sekalian.

Selamat berjumpa.

Hormat Kami.
Admin