Wednesday, October 15, 2014

Kasiat 25 : Daun Endong

DAUN ENDONG

TESTIMONI

Daun Endong
Endong di masyarakat Bali dekenal sebagai salah satu ‘pelawa’ daun yang digunakan dalam membuat perlengkapan upacara keagamaan. Endong juga sering dipakai menghias penjor, karena warna daunnya bermacam-macam sering dirangkai dan digabung dengan daun puring dalam menghias penjor. Tumbuhan ini tumbuh kuat walau musim kemarau panjang, sehingga musim kemarau sementara yang lain melayu endong masih terlihat segar.

Endong dalam bahasa latin disebut dengan Cordyline Fruticosa atau Cordyline Terminalis . Di Indonesia ada yang menyebut dengan nama : andong, hanjuang, bakjuang atau endong. Kandungan kimiawi endong belum banyak diketahui.

Kegunaannya diketahui dari pemanfaatan secara tradisional. Endong yang berwarna merah digunakan untuk penyembuhan penyakit yang berhubungan dengan bengkan dan pendarahan sepeti wasir, menstruasi, kencing darah atau kencing nanah, pereda sengatan binatang berbisa.

KANDUNGAN

Karena daunnya yang kalau dihaluskan berlendir, maka dia akan gampang menempel dikulit atau ditempelkan pada bagian pendarahan. Bagian yang digunakan : daun, bunga, kulit batang dan akar endong.

CARA PEMAKAIAN

1.       Untuk memar, ambil secukupnya daun endong, jangan yang terlalu tua. Tumbuk haluskan, tambahkan sedikit garam arang –garam yang dicampur arang -, setalah halus, tambahkah minyak kelapa sedikit, panaskan diatas api kecil atau bungkus dengan daun pisang bakar di bara sampai keluar busa dari bungkusan. Setelah mendingin –masih hangat hangat-lalu ditempelkan pada bagian yang membengkak atau meradang. Untuk wasir tumbukannya dicampur dengan daun dadap yang masih muda.

2.       Daun, bunga, kulit batang atau dan akar endong, direbus sampai mendidih. Seperti biasa obat tradisional lainnya tambahkan sedikit gula aren atau gula jawa. Didihkan berulang kali, sampai dirasa cukup. Lalu dinginkan minum dua kali sehari @ segelas bintang. Sisanya simpan dalam kulkas untuk minum selanjutnya, Ulangi sampai sembuh. Kekentalan dapat disesuaikan sendiri.

Catatan: dalam bentuk  jamu mentah atau hijau endong, jarang / tidak lazim disajikan.


Bintaro, 16 Oktober 2014

No comments:

Post a Comment

Mukadimah

Perkenalan Awal.

Para blogger yang terhormat!

Selamat berjumpa di blog herbal bali ini, yang semata-mata dibuat untuk membantu umat dalam mengetahui kearifan lokal dalam Usada Bali, yang aslinya terdokumentasikan dalam lontar usada.

Blog ini mencoba menginventarisir dan berbagi dengan para pembaca tentang khasiat herbal, maupun fauna yang secara turun temurun diakui khasiatnya dalam mengobati sakit. Seperti bagaimana pucuk daun kelor berkhasiat untuk mengobati tumbuh darah dimata; bawang putih digunakan untuk mengobati bintilan; daun mengkudu atau tibah dalam meningkatkan daya tahan; daun dusa untuk mengempeskan biri-biri; daun piduh -pegagan- digunakan untuk meredakan batuk, sakit perut.

Demikian pula bagaimana khasiat: ceplokan atau ciplukan atau kopok2an dalam mengobati perdarahan dalam; taplak liman dalam menyembuhkan perdarahan di usus; kesisat -krokot- dalam mencegah adanya kanker dalam saluran cerna; daun katuk atau kayu manis dalam menyembukan batuk seratus hari, dan sangat banyak lainnya sehingg merupakan bacaan ringan yang akan memperkaya pengetahuan usada atau farmakologi- para blogger sekalian.

Selamat berjumpa.

Hormat Kami.
Admin