“DAUN SENGKARUK (SIRIH HITAM)”
Sirih Hitam (Sengkaruk) - Sumber www.google.com |
Hampir tengah malam pasangan muda
tersebut, ketakutan dayang ke rumah kakek. Oleh kakek mereka disuruh tenang,
dan menceriterakan apa yang terjadi. Mereka menceriterakan bahwa bayi mereka
nagis melulu, dan tidak mau menyusu ibunya, serta nafasnya sengal-sengal.
Ternyata si bayi hidungnya mampet karena pilek, dengan ingusnya belum keluar.
Tentu saja si bayi menangis karena pusing, karena hidung mampet ia tak bisa
bernafas saat nyusu ibunya. Kelaparan dan pusing menyebabkan dia menangis.
Kelamaan menangis membuat dia sengal sengal. Begitu penjelasan kakek.
Kakek memanggilku untuk
mengatarkan ayah si bayi itu pergi ke ladang di belakang rumah yang masih kaya
semak belukar saat itu. Peintahnya kamu cari daun sengkaruj, tumbuhnya
bergerombol disana diantara pohon babbu dan nanas, persis ditengah-tengah
ladang. Aku tak tahu kek jawabku. Sudah kamu kesana, kamu ambil daunnya sat
uterus kamu ‘bejek’ kalau baunya seperti sirih, ya itu benar.
Oh maksudnya sirih hitam itu kek.
Iya itu namanya sengkaruk katanya. Aku bergegas dengan mata mengantuk,
mengantarkan ayah si bayi pergi ke kebon, dengan penerangan lampu teplok. Aku
agak takut karena ladang yang dimaksud nempel dengan kuburan. Tapi taka pa untuk
menolong si bayi kasihan.
Kuambil dengan mencabut
secukupnya sengkaruk yang dimaksud, kuserahkan kepada kakek. Nenek kemudian
membersihkannya, serta membawa sepotong kencur sebagai paduan sengkaru. Kakek
mengunyah daun sengkaruk, seakan makan sirih yang biasa dia lakukan, dan si
ayah bayi dimintanya mengunyah kencur, dengan catatan jangan sampai kecampur
air liur berlebihan.
Setelah lembut daun sengkaruk
tersebut oleh kakek, di semprotkannya dengan mulutnya langsung ke dada sang
bayi, serta punggung atas si bayi. Kunyahan kencur ditemlpokkan di ubun-ubun
bayi.
Tidak sampai 15 menit, puji Tuhan
si bayi tertidur nyenyak walau masih sesekali tidur dengan bernafas lewat
mulut, dan ingusnyapun mulai meler dari hidungnya.
SENGKARUK
Sengkaruk nama dalam Bahasa Bali,
dalam bahasa Indonesia adalah Sirih Hitam, kalau menurut pengamatanku malah
sirih itu dengan warna daun hijau tua kehitaman, hidupnya menjulang, tidak
merambat layaknya sirih hijau atau kuning, daunnya cenderung lebih lebar dan
lebih lembut, tapi bau sirihnya lebih menyengat.
Sengkaruk, atau sirih hitam
dengan nama ilmiah Piper betel var nigra. Merupakan keluarga piperaceae. Hidup
di tanah yang lembab, bahkan dibawahnya banyak cacing tanah. Ada beberapa jenis sirih yang dikenal
di masyarakat, misalnya, sirih jawa (daun lebih lembut, kurang tajam, hijau
rumput), sirih belanda (daun besar, hijau tuam rasa dan bau tajam dan pedas),
sirih cengkeh (kecil, daun kuning, rasa seperti cengkeh), sirih kuning, dan
sirih hitam.
Saat
ku tanya kakekku, kok memakai sirih hitam, tidak memakai sirih biasa saja kek,
kan baunya sama, bahkan lebih mudah mendapatkannya. Dia jawab beda khasiatnya.
Nanti setelah kamu dewasa kamu baca saja lontar ini nanti kamu tahu kenapa? Jawabnya.
Memang lebih banyak rahasianya.
Sirih
sangat kaya dengan kandungan zat berkhasiat, di antaranya, minyak atsiri,
hidroksikavicol, kavicol, kavibetol, allylpyrokatekol, cyneole, caryophyllene,
cadinene, estragol, terpennena, seskuiterpena, fenil propana, tanin, diastase,
gula, dan pati.
Memang
salah satu kasiat sirih secara umum adalah untuk pengobatan batuk, dengan cara
seperti disebutkan di atas kalau untuk bayi dan anak anak. Untuk orang dwasa
sebagai berikut: sediakan 15 lembar daun sirih kemudian direbus dengan tiga
gelas air hingga tersisa 3/4-nya, minum dengan madu. Obat bronchitis, sebanyak
tujuh lembar daun sirih dan gula batu satu potong direbus dengan dua gelas air
hingga tersisa satu gelas, minum sehari 3 X 1/3 gelas.
Disamping itu sirih juga banyak digunakan untuk :
Sakit
sendi: daun sirih dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan rasa sakit pada saraf,
pereda kejang pada otot polos, penekan pengendali gerak dan kelelahan. Adapun
cara penggunaannya : jus beberapa daun sirih dengan dilembutkan dengan tangan
atau dengan tumbukan, atau diblender , kasih air, campurkan madu satu sendok.
Minumlah dua kali sehari @ satu gelas bintang.
Rebusan
daun sirih banyak gunanya, seperti untuk menghilangkan bau badan, mimisan, gusi
berdarah, beret lecet karena terjatuh atau terbentur dinding. Membatu membersihkan
alat kewanitaan, termasuk meringankan keputihan, bisa dipakai sirih mana saja.
Sengkaruk akan mempunyai kandungan yang lebih kuat, sehingga lebih cocok untuk
pengobatan luar.
Sedangkan
untuk diminum rebusannya lebih baik dan lebih mudah mendapatkannya dapat
menggunakan sirih biasa.
.CARA PENGGUNAAN :
1. Untuk pilek bayi: dikunyah sampai
halus, kemudian semburkan ke dada, dan punggung bagian atas bayi. Bayi perlu di
bantu dengan kunyahan kencur, dihaluskan dan ditempelkan di ubun-ubunnya.
Lakukan dua kali sehari, siangan sehabis bayi dinmadikan, dan sore menjelang
malam di ulang lagi.
2. Untuk diminum atau pencucian antiseptic,
sisih di rebus,sampai mendidih , lalu rebusannya di minum, lebih baik tidak
dicampur apa-apa, tapi kalau tidak kuat minumnya dapat di tambahkan madu atau
gula batu secukupnya.
Catatan
: masalah kekentalan mungkin akan didapat setelah sering mencobanya,
karena akan sangat terasa saat diminum
atau digunakan mencuci kewanitaan seberapa pasnya kekentalan rebusannya.
Bukit JImbaran, akhir Desember 2013.
terima kasih atas keterangannya.., sangat bermanfaat, dan bolehkah saya minta bibit sirih hitam? ato klo beli kr2 harga brp? mohon bs di tanggapi via e-mail:yusufmulyadi97@gmail.com, terima kasih banyak gan, sukses selalu...,bravo 4 u
ReplyDeletePak Yusuf maaf saya baru respons, karena kesibukan saya, lama tak tengok satu persatu posting. Kalau di kampung kami dulu memang sirih hitam, sirih hijau hidup liar. Tetapi sudah lama saya tak ke kampung, dan di Jakarta ditemukan pada pedagang tanaman hias. Silahkan tanya ke tanaman hias atau ke trubus. Salam
Delete