“DAUN SINGKONG, PUCUK
KELOR, KERIKAN BATANG PISANG DAN GETAH JARAK SI PENGOBAT LUKA DARI KAMPUNG”
Testimoni:
Dahan Jarak |
1. Ketika kami kelas satu Sekolah rakyat, sekarang
Sekolah dasar sistem pembelajarannya masih banyak bermain. Kami sering diajak
guru kami Pak Diro belajar dilapangan. Baik belajar sambil bermain maupun
belajar serius. Pada saat kami belajar sambil bermain ternyata ada seorang
teman terjatuh mengalami lecet di dengkulnya dan menangis, oleh Pak Diro ia
dibujuk, dan permainan dirubah, dengan cepat-cepatan mendapatkan pucuk daun
singkong. Kami ngikut saja apa maksudnya yang kami tahu bagaimana kita berusaha
lebih cepat dari teman yang lain> ketika teman teman kami pada berebut
nyerahkan pucuk daun singkong, kamipun disuruh duduk yang rapi semua
dilapangan. Teman yang luka kemudian diobati dengan menggiling dengan tangan
pucuk daun singkon yang masih muda itu, kemudian luka yang telah dibersihkan
ditutup dengan daun singkon yang telah hancur dilembutkan. Kaemudian Pak Diro
menjelaskan bahwa daun singkong dalam keadaan tidak ada obat apotik dapat
digunakan sebagai pengobat luka lecet baru.
2.
Demikian pula halnya saat kami ngempu adik-adik
kami yang bearu bisa berjalan, pada saat jatuh dan benjol jidatnya, membiru
bahkan bengkak sebesar te;lor puyuh. Karena kami dikampung, dengan tenang kakek
kami menyuruh ngambilin pucuk daun kelor. Pucuk daun kelor dihaluskan dengan
digiling dengan kedua telapak tangannya kemudian di tempelkan di bagian yang
bengkak. Rupanya tak sampai hitungan hari bengkak itu mengecil dan birunya
hilang. Betapa manjurnya gilingan pucuk kelor meredakan benjolan membiru di
jidat adik kami.
3.
Saat membelah bambu, kalau kita baru belajar,
tangan atau jari-jari kita tidak jarang terkena sembilu, sehingga lukanya perih
sekali. Untuk obatnya di kampung kami digunakan kerikan batang pisang. Batang
pisang dikerik dengan pisau, sehingga terdapat kerokan seperti tembakau.
Kerikan batang pisang ini di tempelkan pada luka niscaya tak lama kemudian
darahpun reda, dan perihpun reda. Luka langsung mengering.
4.
Pada Tahun 1960 -1970 an, kami disekolah masih
sering disuntuk imunisasi masal sebagai pencegahan cacar, atau TCD –Tipus Colera
dan Disentri-. Celakanya sesaat setelah TCD bekerja yang biasanya disuntikkan
dipangkal lengan, menjadi membengkak dan susah di gerakkan. Sedangkan kalau imunisasi cacar, dengan pena
tidak jarang meninggalkan luka yang berkepanjangan. Bahkan memborok. Nah untuk
obat borok ini tidak diperlukan macam-macam, cukup kami gunakan getah jarak
dengan rutin, setelah beberapa hari – sekitar dua mingguan- lukapun menjadi
sembuh. Kata manteri suntik kalau imunisasi cacarnya jadi luka katanya malah
berhasil.
Pohon Singkong |
Dengan pengalaman itu ada baiknya, kita tidak
tergantung pada obat kimia dan apotik saja. Cobalah melirik kearifan lokal,
yang sebenarnya dapat diterjemahkan dalam bahasa ilmiah. Rupanya tak penting
ulasannya namun karena pengalaman saja obat-obat itu digunakan.
Untuk jarak yang dibahas diatas
adalah Jarak pagar nama daerahnya
dikenal sebagai : jarak kosta, jarak wolanda, bindalo atau balancai bisa.
Secara kimiawi jarak mengandung antara lain : N-1-Triakontanol; alfa amirin;
kampesterol; sigmaterol; iso viteksin, HCN . beberapa diantaranya terkandung
juga dalam daun singkong.
Dalam farmasi cina jarak dikenal
untuk pengobatan beberapa penyakit diantaranya adalah : bengkak, menghentikan
pendarahan, menghilangkan gatal. Mirip dengan kasiat jodium. Memang perlu
digali lebih jauh dan diteliti lebih ilmiah, sehingga kearifan lokal yang
merusakan ilmu Husada, dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Selamat Mencoba.
Inspiratif dan mencerahkan.....
ReplyDelete