BROTOWALI
Buntuwaki (google.co.id) |
1. Di
Bali, di pedesaan masih digunakan getah atau bejekan daunnya untuk ‘nyapi’ memutus
anak-anak untuk berhenti menyusu pada ibunya. Karena diyakini berasa pahit dan
tidak berefek kepada kesehatan si anak.
2. Digunakan
dengan mengkombinasikannya dengan daun kumis kucing dan samirata –sambiloto-
dalam mengobati kencing manis.
3. Tanaman
ini dikenal diberbagai daerah dengan berbagai nama diantaranya buntuali ,andawali,
antawali, putrawali atau daun gadel dan lain –lain.
4. Dalam
bahan herbal china tanaman ini dikatakan punya ciri pahit dan segar kalau
dikecap.
Brotowali:
Bratawali atau brotowali atau Buntuwali mempunyai nama latin Tinospora crispa (L.) Miers ex Hoff.f.; juga T. cordifolia (Thunb.)
Miers dan T. rumphii Boerl. merupakan tanaman obat tradisional. Tanaman ini
belakangan sudah ditanam di halaman, tetapi sebelumnya merupakan tanaman liar
yang tumbuh disemak atau merambat di pagar. Kalau dicicipi daun atau batangnya
akan terasa pahit.
Tanaman dengan kandungan kimia
antara lain alkaloid (berberina dan kolumbina yang terkandung di akar dan
batang, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin, hars,
berberin, palmatin, kolumbin (akar), kokulin (pikrotoksin). Brotowali dapat
bersifat penghilang rasa sakit (analgetik); penurun panas (anti piretik);
melancarkan sistem pembuangan.
Tumbuhan ini cenderung merambat,
dapat memcapai beberapa meter, dengan batang dapat sebesar jari dengan banyak
bintil, seperti sirih berdaun tunggal bertangkai menyerupai bentuk jantung,
dengan ujung lancip (lihat gambar). Tanaman ini mudah tumbuh dan kuat dengan
sinar matahari, dapat dibiakkan dengan vegetative, stek.
Manfaat Brotowali:
Dengan sifat dan kandungan yang ada pada tanaman ini, sering
digunakan untuk jamu atau obat herbal, adalah daun, batang atau akarnya. Tentu
dengan kadar semakin ke akar semakin tinggi dengan urutan ( daun, batang,
akar).
Banyak digunakan untuk pengobatan
kencing manis, tentu dengan ketelatenan dan waktu yang relative lama, ingat
bahwa kencing manis merupakan penyakit generative. Brotowali dikombinasikan
dengan sambiroto dan kumis kucing.
Namun brotowali juga sering
digunakan untuk pengobatan demam –terutama demam malaria-, menambah nafsu makan
dan mengompres memar yang diakibatkan terbentur.
Cara Penyajian:
1. Untuk
pengobatan kencing manis dikombinasikan dengan perbandingan 10 cm akar
brotowali, setengah genggam kumis kucing , dan setengah genggam sambiroto,
semua bahan dicuci bersih lalu di tumbuk, sampai setangah lembut di rebus
dengan air yang cukup. Kekentalan dapat disesuaikan. Dididihkan setelah
mendidih ditambahkan gula aren sedikit, di balik bahannya atau diaduk terus di
didihkan kembali. Kemudain dinginkan dan saring airnya, minum 2 kali sehari @
satu gelas bintang. Sisanya dapat disimpan dalam botol dan masukkan kulkas,
diminum secara rutin selanjutnya. Ampas rebusan dapat direbus kembali dengan
menambahkan ramuan dengan perbandingan yang sama dari kombinasi di atas.
2. Rebus
seperti diatas, daun, batang atau akar brotowali, tanpa campuran atau kombinasi
bahan lain untuk pengobatan demam malaria. Untuk meredakan sedikit rasapahit
dapat ditambahkan gula aren. Minum 2 x satu gelas bintang sehari.
3. Ditumbuk
halus daun brotowali, tambahkan minyak kelapa sedikit diaduk, dibalurkan pada
memar. Balurkan dua kali sehari.
Jangan
lupa berdoalah menurut keyakinan masing-masing pada saat akan meminum obat
herbal.
Puri Gading, 18
Pebruari 2015
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete