“PURING”
Testimoni.
Add caption |
2. Plawa
belakangan dijadikan tanaman hias, karena daunnya yang berwarna warni, yang
akan berubah warna sejalan dengan umur daun, biasanya dari kuning, berubah
menjadi merah, hijau tua, atau kehitaman.
3. Tanaman
ini sangat tahan hidup, walau saat musim kemarau, diluar Bali tanaman ini
dikenal dengan nama Puring.
4. Dalam
ensilopedia tanaman obat ini disebutkan mempunyai kasiat melancarkan system pembuangan,
diantaranya adalah gangguan pada saluran kencing, saluran pencernaan.
5. Dalam
pengobatan tradisional Cina pohon ini dikenal, bermanfaat. Menurut farmako Cina
Puring
Merupakan tanaman hias dengan
nama codeaeum variegatum (L), Tanaman ini biasanya ditanam dengan disetek, tapi
belakangan dengan kemajuan teknik pertanian sering direkayasa sehingga
tumbuhnya barenga dan mudah. Tanaman ini termasuk keluarga Euphorbiaceae. Dalam
keluarga tradisiobal pohon ini dijadikan pagar, di Bali dijadikan tanaman hias
dan pagar untuk tempat suci. Tinggi pohon dapat mencapai 3 meteran, tergantung
tanah tempatnya tumbuh, akan tetapi karena fungsinya sering di pangkas untuk
variasi, atau seni sehingga tumbuh lebih banyak menyamping, tidak ke atas.
Daunnya macam macam, sangat variatif dalam bentuk ataupun warna. Ada yang
memanjabg seperti pita, ada yang berbentuk bulat telur, ada yang melebar karena
variannya sangat banyak.
Warna bunganya yang biasanya tumbuh dari ketiak daun berwarna
warni tergantung warna daunnya, akan tetapi kebanyakan warna kuning, dapat
berbuah . Kandungan tanaman ini belum banyak diteliti, tetapi dikenal
mengandung tannin.
Puring dibeberapa daerah dikenal
dengan nama plawa, silastom, susurite, dan nama lainnya di masing-masing
daerah.
Tanaman ini berguna untuk : masalah saluran kencing, seperti melancarkan
kencing, penyakit saluran kencing pada anak-anak, bahkan dapat mengobati
sifilis ( Abednego Bangun dalam Ensiklopedia tanaman Obat Indonesia). Masalah
saluran pencernaan: mules perut, perut kembung, dan sembelit.
Cara Memakainya :
1. Untuk
obat luar pada mules, masuk angina maupun tidak lancer kencing, gunakan daun
puring ditumbuk halus –boler- dicapur sedikirt daun adas, setelah halus
tambahkan sedikit minyak kelapa dibalurkan pada perut, atau sekitar puser
dengan. Kalau tidak kawatir kotot pakai sedikit air dalam menumbuk, tapi kalau
mau kalis gunakan minyak kelapa.
2. Untuk
ramuan minum gunakan batang atau akar puring dibersihkan terus direbus sampai
mendidih, setelah mendidih tambahkan sedikit gula jawa atau gula batu –untuk mengurangi
rasa pahit- lalu didihkan kembali, setelah mendidih dinginkan terus diminum.
Sisanya disimpan dalam botol dan masukkan dalam kulkas. Kemudian minum kembali,
2 kali @ satu gelas bintang.
3. Rebusan
daun atau batang puring juga dapat dipakai untuk memperlancar keluarnya
keringat.
Catatan : hati-hatai karena rasanya pahit, maka kekentalannya ungkin dapat disesuaikan agar tidak kaget.
Catatan : hati-hatai karena rasanya pahit, maka kekentalannya ungkin dapat disesuaikan agar tidak kaget.
Puri Gading, 18 Januari 2015.
No comments:
Post a Comment